Santri dan Pondok Pesantren, Benteng Pancasila Negeri Ini
Menyantrikan anak di pondok pesantren adalah salah satu ikhtiar agar generasi pelanjut estafet negeri ini terselamatkan. Karena keberadaan santri dan pesantren sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, maka barangkali bisa kita sebut, pesantren dan kaum santri adalah salah satu benteng Pancasila di negeri ini.
Oleh: Maria Ulfah*)
Meningkatnya pertumbuhan jumlah santri di Indoenesia setiap tahunnya menggembirakan kita. Hal ini menandai bahwa generasi penerus bangsa ini menyadari pentingnya ilmu agama dalam menjalani hidupnya. Para orangtua yang mengkhawatirkan pergaulan anaknya tidak terkontrol, memilih pesantren sebagai tempat menyekolahkan mereka. Guna mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan akibat bebasnya pergaulan.
Baca Juga: Santri Banua, Menulislah.
Kecuali itu, pesantren adalah juga sarana penguatan ideologi berbangsa. Pesantren menanamkan nilai-nilai Pancasila terhadap santrinya. Tentunya dengan cara ala pesantren. Dalam beraktifitas sehari-hari di pondok pesantren, nilai-nilai Pancasila ini dibiasakan agar tertanam dalam jiwa seorang santri.
Pesantren mewajibkan sholat waktu berjamaah kepada para santrinya. Ini menandai bahwa ada nilai sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang ditanamkan ke jiwa santri. Santri juga diajarkan bagaimana pengabdian yang baik dan benar terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pengabdian yang bukan sekedar pengakuan lisan, tapi menjadi laku di keseharian.
Berhubungan sesama manusia, para santri ditanamkan untuk senantiasa berlaku adil di satu sisi, namun menjaga adab dan etika di sisi lain. Santri diajarkan untuk berlaku sopan dan patuh aturan. Tidak pandang anak siapa, bila melanggar aturan ada sanksinya. Nilai kemanusiaan yang ditanamkan kepada seorang santri bukan kemanusiaan yang bebas nilai dan bebas hukum. Namun, kemanusiaan yang adil dan beradab. Sesuai dengan sila kedua Pancasila.
Karena berkumpul setiap hari, siang dan malam, para santri yang tinggal di asrama Pondok Pesantren sudah seperti saudara. Mereka hidup rukun dan saling membantu. Bahu membahu ketika ada kegiatan pesantren. Nilai-nilai persatuan secara perlahan masuk ke jiwa mereka. Bahwa tanpa bersatu mereka tidak akan kuat dan mampu menghasilkan sesuatu yang besar, tertanam dalam jiwa mereka. Kelak, dengan mudah mereka akan memahami pentingnya Persatuan Indonesia, sila ketiga Pancasila.
Dalam dunia pesantren, kadang para santri menemukan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan sendiri. Untuk ini, mereka bermusyawarah guna mencari solusi. Para santri boleh berdebat ketika membahas permasalahan, namun kemudian diselesaikan dengan cara yang bijaksana oleh pimpinan.
Dalam sebuah pondok pesantren, biasanya ada konsul-konsul suatu daerah yang mewakili santri dari masing-masing daerah. Para konsul inilah yang akan mewakili para santri dari daerahnya dalam permusyawaratan. Ini bagian dari penanaman nilai sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Di beberapa Pondok Pesantren, para santri dibatasi uang belanjanya. Hal ini agar tidak terjadi kesenjangan antara miskin dan kaya. Kehidupan sosial para santri merata. Tidak peduli anak siapa, bila melanggar aturan ada sanksinya. Tidak peduli anak orang kaya, kesehariannya terlihat sama rata. Ada hak dan kewajiban yang merata pada semua santri. Ini adalah bagian dari penanaman nilai sila kelima, Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Hari ini, ketika dunia sudah pada tahap globalisasi. Semua informasi, baik atau buruk, bermanfaat atau tidak, begitu mudah didapat. Kita kadangkala kesulitan untuk memfilternya.
Diantara yang paling riskan terhadap pengaruh informasi buruk dan tidak bermanfaat adalah generasi muda. Mereka yang tidak punya pijakan kuat dalam berideologi sangat mudah dipengaruhi oleh propaganda yang berhamburan di media internet. Tidak terkecuali propaganda suatu ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai yang selama ini dianut oleh bangsa ini.
Menyantrikan anak di pondok pesantren adalah salah satu ikhtiar agar generasi pelanjut estafet negeri ini terselamatkan. Karena keberadaan santri dan pesantren sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, maka barangkali bisa kita sebut, pesantren dan kaum santri adalah salah satu benteng Pancasila di negeri ini.
Baca Juga: Bagaimana Peran Santri di Era Internet Ini?
*) Penulis adalah santriwati tingkat Ulya (Menengah Atas) Pondok Pesantren Darussalam Martapura.