Sikapi Seruan Boikot Produk Perancis, Katib Am PBNU: Ajakan Boikot Tidak Efektif

Banua.co, JAKARTA – Menyikapi seruan untuk memboikot produk-produk Perancis, Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menilai ajakan boikot produk Perancis tidak efektif.

Boikot tidak efektif selama tidak ada dialog substansial tentang persoalan yang terjadi. Hal ini sebagaimana disampaikannya kepada BBC News, Minggu (1/11).

Menurut inisiator berdirinya institut keagamaan di California USA ini, substansi persoalan yang terjadi belakangan ini adalah benturan sekularisme ekstrem dengan nilai-nilai agama di Perancis.

Gus Yahya berpandangan bahwa korban sekularisme di Perancis tidak hanya menyasar Islam, tapi juga Kristen. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyerangan di gereja Basilika Notre-Dame yang menewaskan tiga orang.

“Padahal yang melecehkan bukan atas nama agama, tapi sekularisme ekstrem”, katanya.

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM ini berpendapat bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah dialog, untuk menyamakan persepsi atas nilai-nilai agama yang berlaku universal.

“Harus ada dialog soal kebebasan berbicara dan soal blashphemy. Orang perlu ukuran sampai mana kebebasan berbicara dilakukan ketika menyakiti pihak lain dan bagaimana diselesaikan, apakah dalam kerangka hukum atau budanya”, terangnya.

Jika dialog ini tidak dilakukan, maka menurut murid KH Ali Maksum Krapyak ini, ancaman teror akan berlanjut dan rentan dimanfaatkan kelompok-kelompok radikal dan teroris.

 

images 24 - Sikapi Seruan Boikot Produk Perancis, Katib Am PBNU: Ajakan Boikot Tidak Efektif
Demo Serukan Boikot Produk Perancis

Sementara, ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, menilai seruan dan tindakan boikot di Indonesia tidak akan berdampak signifikan. Hal ini karena nilai ekspor Indonesia dari Perancis sangat kecil.

Komoditas impor terbesar dari Perancis adalah pesawat dan komponennya. Sementara produk makanan dan barang mewah seperti tas, kebanyakan produksinya di dalam negeri.

“Untuk produk-produk yang sifatnya lifestyle hanya mereka saja, tapi produksinya di Indonesia”, kata Enny.

Isu boikot terhadap produk Perancis mencuat di Indonesia setelah lembaga keulamaan Majlis Ulama Indonesia (MUI) menyerukannya. 

Seperti diberitakan banua.co pada Sabtu (31/10), MUI mengeluarkan maklumat untuk memboikot produk-produk Perancis. Hal ini menyusul terjadinya pernyataan Presiden Perancis yang mengatakan Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.

“Ummat Islam terutama Ummat Islam Indonesia yang juga punya harga diri dan martabat siap untuk membalas sikap dan tindakannya dengan memboikot semua produk yang datang dari Perancis, hingga Presiden Emmanuel Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada ummat Islam se Dunia”, tulis MUI pada poin kedua maklumat.

Baca Juga: Merespon Penghinaan Terhadap Rasulullah, MUI Serukan Boikot Produk Perancis.

Editor: Shakira.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *