Bahasa Arab itu Mudah Diajarkan, Kok Bisa?

Diantara mereka mengatakan “ternyata belajar bahasa Arab itu mudah”. Juga “ternyata belajar bahasa Arab itu rame (asik) dan lainnya. Kesan positif mereka terhadap belajar bahasa Arab berbanding lurus dengan hasil yang mereka dapatkan yaitu mereka lulus semua berdasarkan standard yang telah ditentukan oleh UPB.

Penulis: Dr Ahmad Muradi *)

images 80 150x150 - Bahasa Arab itu Mudah Diajarkan, Kok Bisa?Ada sebuah slogan lama yang sampai saat ini masih menjadi pendobrak motivasi para pengajar bahasa. Slogan ini mengarahkan kepada satu komponen penting dalam pembelajaran yaitu guru.

Sebenarnya gurulah yang menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah pembelajaran, lebih-lebih pembelajaran bahasa Arab. Sebab komponen lainnya tidak akan berfungsi dengan baik jika guru tidak berperan secara maksimal. Komponen lainnya adalah pebelajar, tujuan, materi, metode, evaluasi dan lingkungan.

Memang pebelajar juga menjadi bagian yang tidak bisa dikesampingkan. Misalnya bagaimana dengan minat pebelajar dalam memperlajari bahasa Arab. Menurut penelitian di tahun 2007 (dikutip dari Muhbib, 2009, 3) tentang kesulitan bahasa Arab. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa faktor penyebabnya adalah ketiadaan minat sebanyak 100% diiringi faktor lain misalnya latar belakang pebelajar, kesulitan memahami materi dan lingkungan.

Dalam kebijakan pendidikan di Indonesia, bahasa Arab diposisikan pada dua posisi sekaligus. Satu sisi sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari seperti di madrasah dan pesantren. Pada sisi yang lain, bahasa Arab sebagai mata pelajaran bahasa asing pilihan.

Menyikapi hal ini, dapat penulis sampaikan pertama, bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh al-Qur’an, hadis dan buku-buku pengetahuan. Karena itu, bahasa Arab tidak bisa dilepaskan dari pengajaran keagamaan Islam. Kedua, bahasa Arab adalah bahasa komunikasi internasional. Apalagi mendapat pengakuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1973 bahwa bahasa Arab menjadi salah satu bahasa resmi yang digunakan oleh PBB. Karena itu bahasa Arab harus dipelajari secara masif oleh siapapun apalagi bagi para pebelajar di Indonesia di semua tingkat pendidikan.

Dari dua posisi atau sisi bahasa Arab itu, dapat simpulkan bahwa belajar bahasa Arab sebuah keharusan. Sehingga tujuan belajar bahasa Arab menjadi jelas yaitu tidak hanya mmempunyai kemampuan teoritis. Misalnya menghafal banyak kosa kata dan mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab. Namun juga secara praktis yaitu kemampuan komunikasi. Untuk dapat mengarahkan tujuan tersebut diperlukan seorang guru yang professional sehingga akan berpengaruh positif terhadap komponen belajar lainnya. Misalnya dalam menyajikan materi, memilih metode dan strategi, menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengevaluasi pembelajaran.

Pada aspek lainnya, setiap akhir pembelajaran dilakukan evaluasi atau penilain. Hakikat penilaian selama ini diartikan sebagai alat untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pebelajar dalam menyerap materi yang telah disampaikan. Padahal, tidak hanya itu. Menurut Prof Ainin (2020) hakikat penilaian itu adalah sebagai alat evaluasi terhadap guru yang mengajar. Apakah guru tersebut sudah benar-benar mengajarkan anak didiknya dengan pembelajaran yang baik. Misalnya sudah tepatkan penataan materi dan penggunaan metode? Jadi, penilaian juga berlaku bagi guru.

inCollage 20201219 120231409 1024x576 - Bahasa Arab itu Mudah Diajarkan, Kok Bisa?

Dalam kesempatan ini penulis sedikit bercerita mengenai pengalaman penulis dalam mengajarkan bahasa Arab. Sekitar tahun 2005, penulis baru saja bergabung dalam pembelajaran intensif bahasa Arab pada Unit Pelayanan Bahasa (sekarang Unit Pengembangan Bahasa) UIN Antasari. Penulis mendapat kelas khusus, yaitu para mahasiswa yang sebelumnya pernah belum lulus mengikuti bahasa Arab. Maka penulis melakukan beberapa langkah yang terkait pengajaran bahasa Arab. Misalnya menggali kemampuan dasar baahsa Arab para mahasiswa, menyederhanakan sajian materi, menggunakan metode dan strategi yang bervariasi. Kemudian menjelang akhir pembelajaran sebelum dilaksanakan evaluasi, penulis membuat semacam angket pertanyaan untuk dijawab oleh para mahasiswa. Ternyata respon mahasiswa sangat positif terhadap bahasa Arab. Diantara mereka mengatakan “ternyata belajar bahasa Arab itu mudah”. Juga “ternyata belajar bahasa Arab itu rame (asik) dan lainnya. Kesan positif mereka terhadap belajar bahasa Arab berbanding lurus dengan hasil yang mereka dapatkan yaitu mereka lulus semua berdasarkan standard yang telah ditentukan oleh UPB.

Dari ulasan dan pengalaman penulis di atas, mau tahu apa itu slogan yang tadi penulis tanyakan di awal?

Slogan tersebut adalah:

الطريقة أهم من المادة

Metode itu lebih penting dari materi ajar

المدرس أهم من الطريقة

Guru itu lebih penting dari metode, dan

روح المدرس أهم من المدرس نفسه

Ruh/motivasi guru itu lebih penting dari guru itu sendiri.

Ternyata kunci sukses mengajar dan berhasilnya pembelajaran bahasa Arab itu adalah ruh/motivasi guru itu sendiri dalam mengajarkannya. Karena itu guru bahasa Arab harus terus berusaha meningkatkan kompetensinya di bidang pembelajaran yang salah satu caranya adalah menjadi anggota aktif Ittihad Mudarrisy al-Lugah al-Arabiyyah Indonesia atau IMLA Indonesia (https://pendaftaran.imla.or.id)

Melalui moment hari bahasa Arab sedunia, 18 Desember 2020 ini mari kita terus semangat belajar dan mengajar bahasa Arab. Hammaasah!

*) Penulis adalah dosen Bahasa Arab UIN Antasari, Anggota PP IMLA Indonesia periode 2019-2024, penulis beberapa buku tentang Bahasa Arab.

Baca Juga: Meski Ayahnya Warganegara Arab, Sayyid ini Memilih NU dan Indonesia. Ok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *