Pahitnya Perjuangan Abah Guru Sekumpul di Masa Muda
“Limbah (setelah, red) aku masuk nang ae ke kelas, kawanku to kam bepicik (memencet, red) hidung nah. Artinya, pakaianku nih bebau, memang bebau jua,” tambahnya.
Perjuangan Abah Guru Sekumpul saat bersekolah, menurutnya ia tidak pernah belanja ke warung. Bahkan untuk sekedar duduk nongkrong pun tidak pernah. Apalagi makan di warung atau rumah makan.
“Warung nang ae kada pernah duduk, apalagi makan minum di warung, duit kedada (tidak ada uang, red). Jadi limbah (setelah, red) di rumah minum banyu (air, red) hangat kada begula, tulak (pergi, red) ke sekolahan. Pukul sepuluh bulik pulang (kembali lagi kerumah, red) minum banyu hangat kada begula, tulak pulang kesekolahan,”
Perjuangan Abah Guru Sekumpul menjalani masa muda tidaklah mudah. Bahkan beliau menuturkan, dulu ketika bapaknya pulang membawa nasi bungkus, maka isi nasi tersebut akan dibagi menjadi empat bagian. Untuk kedua orangtuanya, dirinya, dan ibu dari H. Ahmad. Itupun hanya bisa dimakan ketika waktu makan siang, setelahnya mereka hanya mampu meminum air putih tanpa gula. Hal ini berlangsung di rumah tangga keluarga Abdul Ghani nyaris sepuluh tahun lamanya.
CARA MENGHUBUNGKAN RUHANI DENGAN ABAH GURU SEKUMPUL, SIMAK:
Baca Juga: Amaliah Utama Abah Guru Sekumpul, Sejak Masih Santri Hingga Wafatnya.
Baca Juga: Abah Guru Sekumpul dan Gagal Nalar Pengasong Khilafah.
Baca Juga: Kisah Ketaatan Abah Guru Sekumpul Terhadap Orangtuanya.
Reporter: Sanusi.
Editor: Shakira.
Masya Allah punnn
Yaa Allaah Yaa Rasulollaah, perjuangan waliyullaah abah guru Sekumpul dari buayan sampai keilmuan beliau bermunajab dialam dunia sampai alam akhirat..
MasyaAllah, mambaca kisah nya ja berat banar, apalagi menjalani, ini hasil kesabaran beliau. Allah beri kemuliaan yg sampai meninggal pun masih banyak yg rindu