Diusulkan Menjadi Kepala Staf Kepresidenan, Ini Sosok Helmy Faishal Zaini
Banua.co, BANDUNG – Sosok Helmy Faishal Zaini tidak asing bagi warga NU, karena pria kelahiran Cirebon, 1 Agustus 1972 ini adalah Sekretaris Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini.
Nama Helmy Faishal Zaini diusulkan oleh para Aktivis Bandung melewat Ketua Presidium Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktifis 98 (PPJNA 98), Anto Kusumayudha, untuk menggantikan Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan dalam sebuah acara yang dihadiri berbagai elemen ex pergerakan 98 yang saat ini berkiprah di berbagai bidang dan organisasi.
Dilansir dari Jabar.com, para aktivis lintas generasi dari Bandung, Jawa Barat sepakat mendukung Helmy Faishal Zaini menggantikan Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
“Kami mendukung Helmy Faisal menjadi Kepala KSP menggantikan Moeldoko,” kata Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM GMBI) H.M. Fauzan Rachman, S.E kepada wartawan di Bandung, Rabu (10/03/2021), sebagaimana dilansir dari Jabar.com
Selain LSM GMBI, kata Fauzan, aktivis lintas generasi lainnya juga menyampaikan dukungan senada terhadap Helmy Faisal.
“Ya, selain LSM GMBI, aktivis lintas generasi yang mendukung Helmy Faisal menjadi Kepala KSP yakni Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 (PPJNA 98), Anto Kusumayuda, Gerakan Bhinneka Nusantara, Presidium Pergerakan Garut, Majelis Saiful Akbar, Gerakan Pemuda Marhaen, Kongres Relawan Jokowi, Lembaga Memantau Kebijakan dan Publik Bandung,” kata Fauzan.
Peserta pertemuan jaringan lainnya yang sempat hadir adalah Abdurrahman TP advokat sekakigus mantan Direktur LBH NUSANTARA Bandung yang sekarang memimpin lembaga Pemantau Kebijakan Publik, Yosep mantan aktifis IAIN SGD yg sekaramg bergiat memimpin kominitas majlis dzikir Syaiful Akbar, Rogo Busono salah satu petinggi DPD Gerakan Pemuda Marhaen Jabar, buya Cekas penggiat komunitas Gerakan Bhineka Nusantara, serta aktifis lainnya dari berbagai daerah di Jabar.
Sosok Helmy Faishal Zaini dikenal selain aktif di organisasi terbesar umat Islam, Nahdlatul Ulama, juga adalah seorang politisi Indonesia. Namanya pernah tercatat sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Kemudian mengundurkan diri setelah terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014 – 2019.
Pria yang meraih gelar Sarjana Teknik dari Universitas Darul Ulum Jombang dan Magister dari Universitas Paramadina ini mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Cibiru, Bandung pada 26 Agustus 2013 silam.
