Riwayat Kelambu Hijau di Makam Guru Tuha
Banua.co, BANJARMASIN – Makam Guru Tuha sempat tak begitu terperhatikan. Namun di masa Buyut beliau, Guru Zayadi bin Tuan Guru Ahmad Mursyidi bin Tuan Guru Abdul Hakim bin Tuan Guru Abdul Qadir Hasan (Guru Tuha) yang mengelola, makam ini kembali dirawat sedemikian rupa.
Suatu ketika, Guru Zayadi mengaku tiba-tiba ingin mengganti kelambu makam yang dulunya berwarna kuning, menjadi hijau. Namun, dia tak berani memutuskan, karena masih ada anak, cucu, dan kerabat yang lain untuk diajak bermusyawarah.
Singkat cerita, Guru Zayadi mengkonsultasikan hal itu dengan salah satu anak Guru Tuha yang masih hidup, yakni kakek yang bernama Abdurrahman Sayuti. Saat ini, Abdurrahman Sayuti tinggal di Palu, Sulawesi.

Saat ingin mengutarakan maksud untuk mengganti kelambu tersebut, Abdurrahman Sayuti langsung berujar, “Ganti dengan warna hijau.”
“Padahal ulun (saya) tidak mengatakan perihal warna kelambu tersebut,” kata Guru Zayadi.
“Kenapa warna hijau?” Begitu pertanyaan Guru Zayadi kepada Sang Kakek.
“Datuk yang pengen,” kata Abdurrahman Sayuti.
Guru Zayadi tak melanjutkan ada apa dibalik warna hijau. Namun yang pasti, Guru Tuha adalah Pendiri Nahdlatul Ulama di Kalsel, dan NU identik dengan warna hijau.
Permasalahan warna kelambu makam sudah sepakat warna hijau, namun Guru Zayadi belum punya uang untuk mengganti kelambu tersebut.
Baca juga: Kisah Abah Guru Sekumpul dengan Wanita (yang dianggap) Gila
Di tengah kebingungan itu, pada suatu pagi dia mendapati seseorang yang kerap berziarah ke makam Guru Tuha. Orang tersebut tidak lain adalah H Sahbirin Noor atau Paman Birin, dia kerap “bermanja-manja” di makam Guru Tuha apabila sedang ada masalah.
Guru Shadiq bin Tuan Guru Abdul Hakim (cucu Guru Tuha) dan Guru Jayadi pun kemudian mendekati Paman Birin dan berbicara hangat seperti hari-hari biasanya. Asyik ngobrol, mereka pun mengisahkan rencana pergantian kelambu makam Guru Tuha.
Mendengar hal itu, Paman Birin antusias menjawab, seolah itulah alasan dia datang di hari itu.
“Berapa perlunya?” tanya Paman.
Guru Jayadi menyebutkan jumlah seperlunya, tidak kurang tidak lebih, dan Paman Birin pun langsung tunai membayarnya.
——————————————————–
Catatan: Paman Birin masih terhitung cucu dari Guru Tuha, yakni kakeknya yang bernama Arifin adalah sepupu beliau.
Editor: Ibnu Syaifuddin
Allahumma sholli ‘alaa Sayyidina Muhammad