Kisah Unik KH Nawawi Abdul Djalil, Lupa Bawa Pulang Mobil

Banua.co – Kisah unik KH A Nawawi Abdul Djalil lupa bawa pulang mobil ini termasuk langka. Bagaimana seseorang bisa begitu mudah melupakan harta dunia.

Kisah unik KH Nawawi Abdul Djalil lupa bawa pulang mobil ini terjadi sebelum beliau menjabat pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri. Banua.co mengutipnya dari galerikitabkuning[dot]com.

Suatu kali, beliau ada keperluan di Surabaya. Kiai Nawawi pergi ke Surabaya sendirian dan menyetir sendiri mobilnya.

Setelah keperluannya selesai, beliau pulang. Tapi berbeda dengan kepergiannya ke Surabaya, pulangnya tidak lagi mengemudikan mobil, malah naik bis.

Di Surabaya, orang-orang pada ribut, kenapa mobil Kiai ditinggalkan begitu saja dan beliau pulang tidak bawa mobil.

Akhirnya, seseorang memberi kabar kepada Kiai Nawawi bahwa mobil miliknya ada di Surabaya.

“Oh iya, saya lupa kalau ke Surabaya membawa mobil sendiri,” sahut Kiai Nawawi Abdul Djalil.

Rupanya beliau tidak peduli lagi ada atau tidaknya harta. Kalau ada beliau gunakan untuk kebaikan, dan bila tidak ada beliau tidak bersusah mencarinya. Harta bagi beliau hanya sebatas fasilitas, hak untuk menggunakan, bukan untuk memiliki. Ada atau tidaknya harta dunia, tidak ada pengaruhnya dalam hati Kiai Nawawi Abdul Djalil.

kisah sifat zuhud kh nawawi abdul jalil sidogiri 1 - Kisah Unik KH Nawawi Abdul Djalil, Lupa Bawa Pulang Mobil

Kisah unik KH Nawawi Abdul Djalil ini mengingatkan kita tentang teori Zuhud dalam dunia Tashawuf. Imam Junaid Al Baghdadi mengatakan bahwa zuhud adalah menganggap kecil dunia dan menghapus pengaruhnya di hati. Sementara, Imam Abu Sulaiman Ad-Darani mengatakan zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkan seseorang dari Allah.

Baca Juga: Ini Alasan Imam Junaid Al Baghdadi Tidak Mau Berceramah.

Kiai Nawawi terpilih menjadi Khodimul Ma’had Pondok Pesantren Sidogiri atas musyawarah Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri. Dia menggantikan kakaknya, Kiai Abdul Alim bin Abdul Jalil yang wafat pada 28 Dzul Qo’ah 1426 H. yang bertepatan 9 Januari 2005.

Di kepengurusan Nahdlatul Ulama, Kiai Nawawi bin Abdul Djalil Sidogiri adalah Mustasyar (Penasehat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Beliau termasuk salah seorang dari sembilan orang kiai sepuh yang dipercaya sebagai tim Ahwa pada Muktamar ke-33 NU tahun 2015 di Jombang.

Tim Ahwa adalah singkatan dari Ahlul Halli wa Aqdi, yang mempunyai wewenang memilih dan mencabut mandat pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama atau Rais Syuriah PBNU.

KH Nawawi Abdul Djalil Sidogiri wafat pada Minggu 13 Juni 2021, pukul 14.40 WIB. Mustasyar PBNU ini menghembuskan nafas terakhir di RS Raci, Bangil, Pasuruan, setelah mendapatkan perawatan sebelumnya di RS Lavalette Malang selama empat hari.

Editor: Shakira.

Baca Juga: KH Nawawi Abdul Djalil Ternyata Cicit Pengarang I’anatuth Thalibin!

Baca Juga: PBNU Instruksikan Shalat Ghaib Untuk KH Nawawi Abdul Djalil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *