Kisah Pelayan Terbaik Rasulullah, Anas bin Malik Ra
Jika kita berbicara tentang kisah pelayan terbaik Rasulullah, Anas bin Malik radhiyallahu’anh ini, maka sesungguhnya kita sedang membahas tentang seseorang yang hidupnya dipasrahkan hanya untuk Allah, melayani Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam, dan menyebarkan Islam. Jiwanya dipenuhi dengan hidayah, sementara hatinya berisi banyak hadis dari Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam.
Banua.co – Semasa hidupnya, Anas bin Malik radhiyallahu anh telah menjadi pelayan setianya Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam. Selain itu, Anas bin Malik juga meriwayatkan banyak hadis. Bahkan angkanya mencapai ribuan hadis. Jumlah spesifik hadis yang telah diriwayatkannya adalah 2.286 hadis. Dia adalah sahabat Nabi urutan ketiga terbanyak meriwayatkan hadis.
Kecintaannya untuk mengetahui dan menghafal sabda-sabda Nabi membuat Anas bin Malik tidak membatasi diri pada apa yang dia dengar langsung dari Rasulullah. Meski Anas bin Malik adalah pelayan Rasulullah, dia juga menerima hadis dari para sahabat lain. Anas bin Malik menerima dan meriwayatkan hadis dari para sahabat senior seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Mu’adz bin Jabal dan lainnya.
Dalam periwayatannya, Anas bin Malik terbilang sangat hati-hati. Tidak heran jika setiap akhir riwayat beliau akan mengatakan, ‘atau sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah’.
Keahliannya dalam menghapal sabda dan mengingat perilaku Nabi membuat Anas bin Malik didatangi orang-orang yang ingin mengkaji hadis pasca wafatnya Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam. Menurut Imam Al Mizzi, tidak kurang dari 200-an orang perawi hadis telah mengambil dan meriwayatkan hadis dari pelayan terbaik Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam ini.
Pengorbanan dan penghormatan Anas bin Malik terhadap Rasulullah memang tidak perlu diragukan lagi. Sejak kecil, beliau mendapatkan pendidikan dan tinggal bersama dengan Rasulullah. Sehingga akhlaknya sudah pasti terbentuk dengan sempurna.
Karenanya, jika kita berbicara tentang pribadi pelayan terbaik Rasulullah, Anas bin Malik ini, maka sesungguhnya kita sedang membahas tentang seseorang yang hidupnya dipasrahkan hanya untuk Allah, melayani Rasulullah, dan menyebarkan Islam. Jiwanya dipenuhi dengan hidayah, sementara hatinya berisi banyak hadis dari Rasulullah
Awal Mula Anas bin Malik Menjadi Pelayan Rasulullah
Pelayan terbaik Rasulullah shallallahu ‘alaih wa aalih wa sallam, Anas bin Malik yang kerap disapa dengan Abu Hamzah ini penduduk asli Madinah, berasal dari suku Bani Najjar. Nasabnya adalah Anas bin Malik bin Nazhar bin Dhamdam bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin An Najjar. Ibunya dikenal dengan panggilan Ummu Sulaim
Ceritanya, tatkala Rasulullah sampai di Madinah ketika hijrah, Ummu Sulaim ini menyambut dan berjalan tepat di hadapan Rasulullah sembari membawa anaknya. Dia bermaksud untuk menjadikan anaknya sebagai hadiah untuk melayani Rasulullah. Saat itu, umur Anas bin Malik masih menginjak 10 tahun. Hal ini sebagaimana yang terdapat di dalam tulisan Khalid Muhammad Khalid di dalam bukunya yang berjudul Biografi 60 sahabat Rasulullah.
Masya Allah. Jika ibunya saja mempunyai komitmen dan keinginan yang sangat besar dalam membantu proses dakwah Rasulullah, maka tidak heran jika pelayan terbaik Rasulullah, Anas bin Malik juga tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa.
Ketika mendapati hadiah tersebut, Rasulullah lantas merasa senang dan menerimanya dengan sangat baik. Dan yang paling mengesankan adalah, Rasulullah mengusap kepala pelayan barunya sembari memegang kuncirnya menggunakan jari-jari lembut, kemudian membawa Anas bin Malik ke keluarganya, dan mendoakan kebaikan baginya.
Jadi, pelayan terbaik Rasulullah, Anas bin Malik ini telah melayani Rasulullah sejak beliau masih kecil. Ia menjadi khadim yang mempersiapkan segala keperluan tuannya dengan sangat baik. Ia tumbuh dalam didikan dan penjagaan Rasulullah hingga maut menjemput.
Masa-masa yang dihabiskan oleh Anas bin Malik bersama Rasulullah hanya sepuluh tahun. Yaitu selama Rasulullah di Madinah. Namun masa sepuluh tahun ini tidak membatasi Anas bin Malik mampu menjadi salah satu sahabat yang terbanyak ketiga dalam meriwayatkan hadis.
Senantiasa melayani Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam menjadikan Anas bin Malik sebagai orang yang banyak mengetahui perihal Rasulullah, mulai dari sifat hingga rahasianya. Di mana, hal-hal tersebut bisa saja hanya diketahui oleh Anas bin Malik seorang.
Baginya, hari yang paling menggembirakan adalah ketika ia bertemu dengan Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam, sementara hari yang menyedihkan adalah tatkala ia harus berpisah dengannya.
Anas bin Malik Saksi Akhlak Mulia Rasulullah
Selama menjadi pelayan Rasulullah bertahun-tahun, Anas bin Malik menjadi saksi akhlak mulia Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam. Bahwa Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam adalah orang yang santun dan lemah lembut, dirasakan sendiri olehnya. Sebab ia tidak pernah mendapati adanya kalimat yang kasar keluar dari mulut Rasulullah. Bahkan, Rasulullah juga tidak pernah menunjukkan raut wajah yang kesal dan masam kepadanya.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam memperlakukan pembantu dan pelayannya dengan sangat baik, penuh kasih, dan lemah lembut.
Pernah suatu ketika, Anas bin Malik tidak menyelesaikan apa yang diminta oleh Rasulullah, dan ternyata, Rasulullah sama sekali tidak memarahi atau menunjukkan muka yang jengkel. Melainkan malah memakluminya.
Pelayan Terbaik Rasulullah Wafat.
Suatu kali, Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam pernah mendo’akan Anas bin Malik:
“Ya Allah berilah dia harta dan anak yang banyak, dan berkahilah umurnya”.
Do’a Rasulullah shalallahu’alaih wa aalih wa sallam ini kelak dikabulkan oleh Allah. Sehingga, sebagaimana kata Anas bin Malik “Sungguh aku menyaksikan bahwa hartaku melimpah dan anak cucuku hampir berjumlah seratus orang pada hari ini”.
Sesuai do’a Nabi, Anas bin Malik berumur panjang. Anas meninggal pada 93 H (712 M) di Basrah, Irak pada usia 103 tahun. Dia adalah sahabat Nabi yang wafat paling akhir di Basrah.
Wafatnya Anas bin Malik adalah musibah besar bagi umat Islam. Karena mereka kehilangan referensi hidup tentang hadis-hadis Nabi.
Ketika Anas bin Malik wafat, Muariq Al Ajili berkata, “Hari ini telah pergi setengah dari ilmu.”
Ada yang mempertanyakan apa maksud ucapan Muariq, “Kenapa bisa demikian hai Abu Mu’tamar?”
“Dahulu jika ada pada pengikut hawa nafsu menyelisihi kita tentang hadis Rasulullah, kita katakan kepadanya: Mari kita kembalikan kepada orang yang mendengar langsung dari Rasulullah.” Jelas Muariq Al Ajili.
Benar, siapa yang lebih dipercaya selain orang yang mendengar langsung?
Demikianlah kisah pelayan terbaik Rasulullah, Anas bin Malik yang mengesankan. Pengabdiannya dalam melayani Rasulullah bisa menjadi pembelajaran dan motivasi tersendiri bagi kita agar bisa mengkaji dan mengaplikasikan hadis-hadis dari Rasulullah. Wallahu A’lam. Semoga bermanfaat.
Editor: Shakira.