Ini Rahasia Abah Guru Sekumpul Dicintai Banyak Orang

Banua.co – Apa rahasia Abah Guru Sekumpul hingga banyak orang yang mencintainya? Tentu saja tak ada buah tanpa bibit. Tak ada badai tanpa angin. Semua pasti ada embrionya. Segala sesuatu pasti ada awalnya bermula, bertumbuh, berkembang, hingga membuahkan hasilnya. Tidak terkecuali Abah Guru Sekumpul.

Oleh: Khairullah Zain *)

IMG 20200822 WA0044 1 150x150 - Ini Rahasia Abah Guru Sekumpul Dicintai Banyak OrangRabu pagi, 10 Agustus 2005 adalah hari wafat guru kami KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul, bertepatan dengan 5 Rajab 1426 Hijriyah.

Beliau baru tiba dari Singapura pada kisaran pukul 20.30 Selasa malam. Ketika itu kabar beliau telah datang langsung beredar di Sekumpul. Beberapa teman menunjukkan rasa gembira dengan hadirnya beliau kembali di banua, meski tidak dalam kondisi membaik.

Subuh, suasana berubah. Pukul 05.10 menjadi penanda duka Banua. Beliau dipanggil menghadap penciptaNya.

Kabar beliau wafat langsung menyebar. Mendapat kabar dari tetangga, penulis shock. Sempat terdiam dan merasa kosong, tidak tahu harus berbuat apa. Setelah sadar, bergegas menuju rumah beliau. Takziyah, menatap wajah beliau untuk terakhir kali dan membaca beberapa ayat Al Qur’an.

Abah Guru Sekumpul atau KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani adalah mahaguru banua. Bahkan tidak sedikit umat Islam banua yang menganggap beliau sebagai ‘abah’ (ayah). Hampir setiap rumah, toko, warung, bahkan kantor, memajang foto beliau. Tentu saja wafatnya beliau adalah hari duka banua.

Kelak, setiap tahun pada penanggalan Hijriyah, umat Islam dari berbagai daerah memperingati haulnya. Bahkan hingga yang berada di luar negeri.

Semakin tahun, semakin bertambah orang-orang yang hadir ataupun memperingati haulnya. Di Sekumpul sendiri, di majlis yang dibangunnya, haul Abah Guru Sekumpul dihadiri jutaan manusia.

Meski tanpa undangan, berbagai kalangan, dari rakyat jelata hingga Presiden Jokowi pernah hadir di acara tahunan ini. Semakin jauh dari hari wafatnya, bukannya manusia makin lupa. Justru makin banyak yang mencintai dan merindukannya. Apa rahasianya?

Apa rahasia Abah Guru Sekumpul hingga banyak orang mencintainya sedemikian rupa? Sebelumnya, tentu saja tak ada buah tanpa bibit. Tak ada badai tanpa angin. Semua pasti ada embrionya. Segala sesuatu pasti ada awalnya bermula, bertumbuh, berkembang, hingga membuahkan hasilnya. Tidak terkecuali Abah Guru Sekumpul.

Selain amalan utama yang Abah Guru Sekumpul amalkan sejak masih santri, berikut ini beberapa kunci rahasia Abah Guru Sekumpul yang membuat beliau dicintai banyak orang dan tak lekang oleh waktu:

Penghambaan Abah Guru Sekumpul Pada Ilahi.

Imam al-Ghazali dalam Minhajul ‘Abidin menuliskan, bila seorang hamba menjalani ketaatan dan berkhidmat pada Tuhan, akan diberikan 40 keramat, salahsatunya selain dicintai Allah, juga dicintai banyak orang dan diterima berbagai kalangan.

Allah Yang Maha Pengasih menjadikan cinta kasih dalam hati banyak orang kepada hambaNya tersebut. Cinta yang memanggil jiwa manusia untuk mengasihi, memuliakan dan menghormatinya.

Bila kita membaca sejarah hidup Abah Guru Sekumpul, yang senantiasa menjaga ketaatan di bermacam kondisi dan keadaan, selalu menerima apa yang digariskan, susah dan senang, maka suatu kewajaran bila Abah Guru Sekumpul juga menerima keramat seperti yang Imam al-Ghazali sebutkan.

Abah Guru Sekumpul senantiasa istiqomah dalam berbuat taat dan melaksanakan ibadah. Dalam kondisi sakit dan harus cuci darah per-dua hari, misalnya, beliau tetap menjaga tahajjud dan wirid lainnya. Beliau tetap melaksanakan rutinitas mengajarkan ilmu, bahkan dalam kondisi berbaring karena sakit.

Ketaatan Abah Guru Sekumpul kepada Tuhan tidak terbatas pada ibadah mahdhah (ibadah pribadi), tapi juga ibadah sosial. Beliau sering mengatakan bahwa beliau hanya “jongos” atau pembantu, dan semua orang adalah boss. Ini karena beliau menghargai manusia sebagai hamba Tuhan. Apa yang beliau lakukan, berupa penghargaan, penghormatan, cinta kasih, dan suka menolong kepada sesama manusia, semata dalam rangka menghambakan diri kepada Tuhan.

Apabila terhadap sesama manusia saja, Abah Guru Sekumpul sedemikian menghargai dan menghormati, demi menghambakan diri pada Sang Penciptanya, maka apalagi terhadap orangtuanya sendiri.

Abah Guru Sekumpul orang yang sangat taat terhadap orangtuanya. Apapun yang beliau lakukan, senantiasa seizin orangtuanya. Tak pernah beliau mengerjakan sesuatu, kecuali sebelumnya meminta izin dan restu kepada orangtua.

Senantiasa Rendah Hati.

Umumnya tabiat manusia suka kepada orang yang rendah hatinya. Sebaliknya, benci kepada yang sombong dan selalu meninggikan dirinya. Siapa yang ingin mendapatkan cinta dan hormat semua kalangan, maka memposisikan diri selalu di bawah kedudukan orang lain, adalah kunci rahasianya.

Termasuk rahasia Abah Guru Sekumpul yang membuat banyak orang mencintainya adalah karena senantiasa bersikap rendah hati. Abah Guru Sekumpul, baik dalam posisi sebagi guru, suami, kakak, teman, selalu memposisikan diri setara dan bahkan di bawah orang lain. Semua orang merasa terhormat bila berhadapan dengan beliau.

Ketika mengajar di majlis ta’lim misalnya, beliau tidak memposisikan diri lebih tinggi dari jamaahnya. Kepada yang lebih tua beliau bersikap sebagaimana junior terhadap senior, kepada yang seumur menganggap teman, kepada yang lebih muda memposisikan diri sebagai ayah yang penyayang. Padahal beliau guru dan jamaah adalah murid.

Kisah Abah Guru Sekumpul dengan seorang wanita yang dianggap gila adalah salah satu fakta sejarah sifat rendah hati yang beliau miliki sejak usia dini.

Selalu Mengasihi Sepenuh Hati

Tak ada pilih kasih dalam kamus Abah Guru Sekumpul ketika mencintai sesama. Bahkan tidak terbatas manusia, tapi semua makhluk Tuhan.

Seorang teman penulis bercerita, suatu kali Abah Guru Sekumpul menyuruhnya membelikan kacang hijau. Sebagaimana biasa beliau selalu menyerahkan uang lebih dari harga barang. Sisanya, pasti untuk orang yang membantunya membelikan barang tersebut.

Ternyata, kacang hijau tersebut, kata teman penulis yang menyaksikan langsung, untuk memberi makan burung-burung liar. Bermacam jenis burung berdatangan dengan jinak, memakan kacang hijau tersebut. Setelah kenyang, Abah Guru Sekumpul membiarkan burung-burung tersebut bebas terbang sesukanya.

Bila terhadap hewan saja seperti itu, apalagi manusia. Tanpa memandang profesi dan status sosialnya, Abah Guru Sekumpul menyayangi dan menghormati semua orang. Artis yang kontroversial sekali pun, ketika datang diterima dan disambut oleh beliau. Bahkan diakui sebagai anak angkat.

Jangankan artis, bahkan -maaf-  dari kalangan WTS saja, ketika datang bertamu, beliau menerima dengan menghormati kemanusiaan mereka. Hormat dan cinta Abah Guru Sekumpul lebih utama lagi terhadap kalangan Zuriat Nabi (Habaib), Ulama, dan para penuntut ilmu agama (santri).

Tidak hanya kepada yang seagama, mereka yang beda keyakinan pun merasakan kasih sayang Abah Guru Sekumpul. Ketika menerima tamu suatu komunitas, yang di dalam rombongan ada yang beda agama, semuanya beliau sambut dengan pelukan. Tanpa membeda-bedakan.

Pernah dalam suatu pengajian beliau berdo’a, “Mudah-mudahan orang-orang kafir gembira”. Bagi yang tidak paham mungkin bingung, kenapa demikian. Di pengajian itu juga beliau katakan, “Kalau mereka gembira, tidak menganggu kita beribadah”. Beliau mencontohkan langsung bagaimana bertoleransi kepada sesama manusia, sebagai makhluk Tuhan. Toleransi yang mengundang kedamaian dalam kehidupan.

Abah Guru Sekumpul Ikhlas Dalam Berbagi.

Abah Guru Sekumpul adalah pribadi yang suka berbagi dengan ikhlas kepada semua orang. Banyak cerita tentang hal ini. Tidak sedikit yang menerima kebaikan beliau.

Seorang teman penulis cerita, isterinya dan ipar-iparnya selagi masih kecil dan berstatus yatim, selalu menerima tunjangan rutin dari Abah Guru Sekumpul. Padahal, jarak rumah dengan Abah Guru Sekumpul lumayan jauh dan tidak ada hubungan famili. Ini menandakan perhatian beliau terhadap anak-anak yatim. Bukan hanya yang dekat, tapi juga yang jauh. Bukan hanya dari famili, tapi juga yang tidak ada hubungan keluarga.

Bila terhadap yang jauh dan tak ada hubungan keluarga saja seperti itu, apatah lagi keluarga dan tetangga. Warga Sekumpul yang bertetangga dengan Abah Guru Sekumpul, rata-rata pasti pernah merasakan kebaikan beliau.

Ini bukan hanya pada saat berkecukupan secara ekonomi. Sifat suka berbagi sudah tumbuh sejak lama dalam diri beliau. Teman-teman masa muda selagi menuntut ilmu rata-rata pernah menerima kebaikannya.

Di usia tua, ketika guru-gurunya banyak yang sudah wafat. Beliau memberi tunjangan kepada janda-janda guru. Prinsip yang sering beliau sampaikan di pengajian, bila PNS menerima pensiunan dari pemerintah, maka janda guru agama (ulama) semestinya menerima tunjangan dari murid-muridnya.

Keikhlasan beliau dalam berbagi dapat kita simpulkan dengan tidak tereksposnya cerita-cerita beliau berbagi kecuali setelah wafatnya. Semasa hidupnya, banyak murid yang tidak tahu bahwa beliau menghabiskan milyaran rupiah setiap bulan hanya untuk berbagi.

Bila murid saja tidak tahu, apalagi orang lain. Hanya yang ditugasi membagikan dan yang menerima saja yang tahu ceritanya. Penulis menerima cerita ini dari seorang murid kepercayaan beliau yang ditugasi membagikan. Itupun setelah wafatnya.

Dalam berbagi, Abah Guru Sekumpul tidak memandang perbedaan agama. Salah seorang murid yang turut saat Abah Guru Sekumpul berobat di Surabaya menceritakan tentang hal ini. Ketika itu, menurut ceritanya, Abah Guru Sekumpul memerintahkan membeli beras dalam jumlah banyak dan minta dibagikan kepada seluruh karyawan rumah sakit.

Heran, kenapa seluruh karyawan mendapat bagian, ia memperjelas, “Abah, tidak semua karyawan beragama Islam”. Apa jawab Abah Guru Sekumpul, “Bagaimana perasaan (yang tidak menerima bagian) ketika melihat temannya (sesama karyawan) mendapat (bagian) beras?”.

Bukan sebatas materi. Abah Guru Sekumpul juga senantiasa berbagi yang immateri, berupa do’a dan “hadiah” pahala. Kepada jamaahnya, Beliau sering menyampaikan, meski sudah sakit keras masih saja rajin mengerjakan ibadah, pahalanya tak lain hanya untuk murid-murid dan seluruh kaum Muslimin.

Ketika membaca do’a arwah (do’a hadiah pahala), beliau selalu mengkhususkan untuk “Ma Laa Zaaira Wa Laa Dzaakira Lahum” (Muslim yang makamnya tidak ada yang menziarahi, bahkan tidak ada yang mengingat mereka).

Ini menunjukkan rasa cinta kasih yang luas dan mendalam terhadap seluruh kaum muslimin. Tidak terbatas pada kalangan ulama dan awliya serta keluarga (sebagaimana lazimnya orang baca do’a arwah), tapi terkhusus pada orang-orang yang sudah dilupakan dan tidak ada yang menziarahi kuburannya.

Simpulan

Abah Guru Sekumpul adalah sosok yang senantiasa menggembirakan orang, tidak membuat sakit hati. Melapangkan orang, tidak membebani. Mencintai orang, tidak membenci. Suka memuji, tidak mencaci. Suka memberi, tidak minta puji.

Tidak sedikit yang menerima kebaikan Abah Guru Sekumpul semasa hidupnya. Merasakan manfaat hadirnya beliau di kehidupan. Karenanya, menurut penulis, wajar bila kemudian banyak orang mencintai beliau. Karena tabiat manusia mencintai orang yang berbuat baik padanya. Demikian, menurut al-Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin.

Setelah wafatnya, Abah Guru Sekumpul dirindukan dan dikenang. Acara haulnya menjadi ajang orang-orang berlomba dalam kebaikan. Mereka bersedekah, membantu sesama, berjamaah dalam ibadah, tanpa ada yang meminta, mengundang, apalagi memaksa. Parkir gratis, ojek gratis, warung gratis, hingga penginapan gratis, sebuah fenomena yang biasa dan terjadi setiap tahunnya saat acara haul beliau.

Ini adalah buah dari bibit yang pernah beliau tanam. Inilah mungkin rahasia Abah Guru Sekumpul yang membuat banyak orang mencintainya. Sebuah kewajaran yang siapapun melakukan seperti yang beliau lakukan pasti akan menerima hasil serupa.

Hari ini, di hari hari wafatnya berdasarkan penangalan Masehi, mari kita haturkan Fatihah untuk beliau.

Editor: Shakira.

Baca Juga: Kisah Abah Guru Sekumpul dengan Wanita (yang dianggap) Gila.

Silakan Klik di Sini untuk Membaca Tulisan Lainnya Tentang Abah Guru Sekumpul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *