Paribasa Banua: Tinggi Pada Panjuluk Pauh

Banua.co – Tinggi pada panjuluk pauh, paribasa urang banua. Apa maksudnya? Mari kita simak penjelasan pemerhati budaya Banua Banjar berikut ini.

Oleh: Noorhalis Majid *)

Screenshot 20210331 074156 1 150x150 - Paribasa Banua: Tinggi Pada Panjuluk PauhLebih tinggi dari kebanyakan orang, baik menyangkut pembicaraan maupun hal lainnya yang bersifat positif seperti cita-cita. Kalau saat bercerita, tingginya selangit, hampir mendekati sombong. Atau bila menginginkan sesuatu – bermimpi, khayalannya begitu tinggi. Untuk menyindir atau memberi semangat sesuatu yang sangat tinggi, disebutlah tinggi pada panjuluk pauh.

Lebih tinggi dari galah pauh, begitu kira-kira arti harfiah ‘Tinggi Pada Panjuluk Pauh’. Karena pohon pauh sangat tinggi, maka untuk memetiknya diperlukan galah yang sangat panjang. Galah pauh yang panjang tersebut, dipinjam sebagai perumpamaan, menyebut sesuatu yang sangat tinggi, baik menyangkut hal-hal yang negatif, atau pun positif.

Mungkin sudah banyak yang tidak mengenal apa itu pauh. Pauh dalam bahasa latin disebut Irvingia Malaya Oliv, jenis tanaman manga, buahnya kecil-kecil, berserat – rasanya masam. Biasanya tumbuh liar di dalam hutan. Namun ada juga yang menanamnya di halaman rumah. Pauh dapat tumbuh besar dan tinggi, bahkan hingga mencapai 30 meter lebih, tingginya melebihi pepohonan lain di sekitarnya.

Dulu, pohon pauh sering dijadikan pantun, seperti pucuk pauh delima batu, anak semilang di tapak tangan, walau jauh beribu batu, hilang di mata di hati jangan. Atau, asam pauh dari seberang dimuat dalam peti, kalau sakit di rantau orang siapa yang mengobati, dan lain-lain, menggambarkan begitu akrabnya masyarakat dengan pohon ini.

Bila isi pembicaraan sangat tinggi, hingga seolah tidak berpijak di bumi, ungkapan ini akan disampaikan menjadi sindiran, maknanya agar sederhana – realistis, sadar pada kenyataan, mengerti dimana tanah termpat berbijak – bumi tempat tumbuhnya akar. Sebaliknya bila itu menyangkut hal positif, menjadi penyemangat – motivasi. Memiliki cita-cita sangat tinggi – setinggi langit, tentu sangat dianjurkan.

Jangan ragu bermimpi lebih tinggi dari apapun. Kalau bermimpi saja takut, apalagi merealisasikannya, pasti lebih takut.

Semua hal besar, berawal dari mimpi. Jangan batasi mimpi, biarkan setinggi dan seluas cakrawala. Jangan pula takut tidak mampu mewujudkannya, yang penting upayakan secara bertahap, bila tidak tercapai, pasti ada yang melanjutkan. Bercita-citalah setigginya, hingga tinggi pada panjuluk pauh. (nm)

*) Penulis adalah Kepala Ombudsman RI Perwakilan Kalsel, pemerhati budaya Banua Banjar.

Simak paribasa Banua Banjar lainnya:

Manimba Jukung Miris.
Tasalukut Gadang Basah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *