Asmaaul Husnaa Al Mughni, Amalan Kaya dan Disayang Isteri

Asmaaul Husnaa Al Mughni berbeda dengan “Al-Ghani” (Maha Kaya) yang berakar pada kata “Ghaniya”, yang dalam istilah shorof disebut “lazim”, tidak membutuhkan maf’ul (obyek).

Oleh: Khairullah Zain

Dari 99 nama Allah yang disebut dengan Asmaaul Husnaa, ada Al Mughni.

Apa makna Al Mughni?

Secara harfiah, Al Mughni bermakna “Maha Membuat Kaya”.

Al-Mughni berbeda dengan “Al-Ghani” (Maha Kaya) yang berakar pada kata “Ghaniya”, yang dalam istilah shorof disebut “lazim”, tidak membutuhkan maf’ul (obyek).

Kata “Al-Mughni” berakar pada kata “Aghna” yang bersifat “muta’addi”, yaitu membutuhkan maf’ul (obyek).

Siapa yang menjadi obyek? Tentunya hamba-Nya.

Bila “Al-Ghani” (Maha Kaya) berlawan dengan “al-Faqiir” (selalu membutuhkan), maka “Al-Mughni” berlawan kata dengan “Al-Mughnaa” (Yang diKaya-kan).

Sebagai hamba, manusia semestinya bersifat dengan “al-Faqiir” (selalu membutuhkan) sekaligus “al-Mughnaa” (Yang diKaya-kan). Tentunya dalam porsi yang sesuai dengan adab syari’at, yaitu selalu membutuhkan Allah sebagai “Al-Ghani” dan selalu merasa di-kaya-kan (tidak membutuhkan) terhadap sesama makhluk (al-Faqir).

Merasa kaya (tidak membutuhkan) terhadap sesama makhluk dan merasa faqir di hadapan Al-Ghani, itulah adab ideal seorang hamba Tuhan.

Pada prakteknya, adab demikian tidaklah semudah teori.

Seringkali kita justeru bersifat “al-Faqir” kepada sesama makhluk. Bahkan kadang meski harta yang dimiliki sudah lebih dari kebanyakan orang, namun masih saja merasa kurang. Sehingga, tidak segan menghinakan diri dengan menjadi penjilat atau bahkan koruptor demi memenuhi rasa kurang tersebut.

Bagaimana agar bisa bersifat “al-Faqir” hanya kepada “Al-Ghani” dan selalu dalam posisi “Al-Mughnaa”?

Para ulama mengajarkan (diantaranya Sayyidi as-Syaikh Husein Qoderi dalam “Senjata Mu’min”), bahwa siapapun yang melazimkan setiap hari berdzikir dengan “Yaa Ghanii” (Wahai Yang Maha Kaya) sebanyak 1000 kali, akan dikaya-kan oleh “Al Ghani”. Siapapun yang melazimkan berdzikir dengan “Yaa Mughnii” (Wahai Yang Maha Membuat Kaya) sebanyak 1000 kali setiap hari, akan kaya dan tiada kosong tangannya selama-lamanya.

Tidak kosong bermakna cukup. Tidak harus banyak dan berlebihan, tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga, sudah bisa membuat manusia merasa tidak membutuhkan uluran tangan orang lain.

Siapapun yang mengamalkan setiap malam Jum’at dzikir “Yaa Mughnii” sebanyak 10.000 kali, selama sepuluh Jum’at, maka akan zhahir (nampak) kekayaan mengiringinya.

Satu lagi.

Siapa yang dalam hatinya (bukan dengan lisan) mendzikirkan Asmaaul Husnaa “Yaa Mughnii” ketika berjimak (hubungan badan) dengan isterinya, maka akan dikasih dan disayangi isterinya.

Yaa Mughnii… Yaa Mughnii… Yaa Mughnii.

Editor: Shakira.

Baca Juga: Membangun Kemandirian NU.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *